Posts

SUB MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN_KELOMPOK 9

 SUB MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran  Yang Diampu Oleh Prof. Dr. Parno, M.Si Disusun Oleh Kelompok 9 Faydina Rizki Syawal Jatmiko (210241605604) UNIVERSITAS NEGERI MALANG NOVEMBER 2022 BAB I URAIAN MATERI 1.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan memiliki arti proses, cara, serta perbuatan mendekati. Pendekatan berdasar pada kata dekat. Kata pendekatan di dalam bidang pengajaran bisa diartikan sebagai "cara memulai pembelajaran". Syaiful (2010) mendefinisikan pendekatan sebagai sebuah pemahaman atau pandangan dari guru terhadap siswanya melalui penilaian, penentuan sikap, dan perbuatan yang dihadapi dengan tujuan agar bisa menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran. Definisi ini bisa dipertegas dengan pendapat Nurma (2009), yang menyatakan bahwa pendekatan mementingkan strategi dan perencanaan.      Pembelajaran memiliki kata dasar ajar. Dalam KBBI kata p

Urgensi Peningkatan Hasil Belajar Ranah Afektif

 Terdapat tiga ranah hasil belajar yang berdasarkan pada Taksonomi Bloom, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil belajar sebagian besar berfokus pada ranah kognitif dan psikomotorik saja. Sedangkan ranah afektif cukup sulit untuk dijangkau karena menyangkut perasaan, sikap, kepatuhan, dsb yang perlu dikendalikan sendiri oleh peserta didik. Walaupun dapat dilihat pada perilaku sehari-hari tetapi hal tersebut berbeda-beda di setiap perspektif orang lain. Ranah afektif ini juga merupakan ranah yang sangat penting untuk menghasilkan output yang berkualitas.   Saat ini rendah atau kurangnya hasil belajar ranah afektif dapat dilihat dari sikap dan perilaku baik dari siswa ataupun mahasiswa. Baru-baru ini banyak sekali berita yang memaparkan tentang kasus bullying dan salah satunya yang paling mencuat adalah kasus bullying anak SD yang dikeroyok dan dipalak hingga koma. Kasus ini menunjukkan bahwa pendidik sangat perlu untuk mengajarkan dan mengarahkan sikap peserta

10 Website Serta Aplikasi Menarik Untuk Guru Sebagai Media Pembelajaran

Image
  Media pembelajaran tentunya harus menarik dan bervariasi, terlebih lagi di zaman sekarang ini. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat menjadikan peserta didik bergantung pada gadget nya. Terlebih lagi pandemi Covid-19 menyebabkan mereka harus beradaptasi dalam pembelajaran secara online . Sebagai guru, sebaiknya bisa mengimbangi hal tersebut. Guru dituntut untuk bisa canggih agar proses pembelajaran berjalan lancar. Untuk itu, agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik, guru bisa menggunakan beberapa website atau aplikasi yang tersedia dengan berbagai macam fitur yang dimilikinya. Berikut ini 10 contoh website dan juga aplikasi yang bisa digunakan 1. Google Classroom Google Classroom merupakan aplikasi yang bisa diakses secara gratis untuk guru yang ingin mengelola kelasnya. Aplikasi ini sudah cukup dikenal secara luas di bidang pendidikan.  Beberapa fiturnya yang tersedia ialah guru bisa  mengunggah materi, membuat kuis, atau memberikan tugas. Google Classroom juga dapat diaks

Model Pembelajaran Yang Berdasar Pada Teori Konstruktivistik

Image
Teori konstruktivistik ini memiliki konsep yang berfokus pada kemampuan peserta didik untuk memperdalam pengetahuan serta mengkonstruksikan dengan pengalamannya secara mandiri. Proses dan kebebasan peserta didik dalam mengembangkan idenya diutamakan dalam teori ini, sehingga pada proses pembelajaran peserta didik akan menjadi aktif, kreatif, dan imajinatif. Terdapat beberapa model pembelajaran yang berdasar pada teori konstruktivistik dan bisa diterapkan para pendidik agar peserta didik nantinya memiliki kemampuan memecahkan suatu masalah yang nyata: 1. Inquiry Based Learning (IBL)  Pada model ini siswa dituntut untuk menanyakan, mencari, dan bereksperimen sendiri tentang materi pembelajaran. Di sini siswa bisa mengolah informasi mengenai materi tersebut yang telah mereka eksplor sehingga bisa dikembangkan menjadi suatu pemahaman atau ide.  2. Discovery Learning Discovery learning atau pembelajaran penemuan kurang lebih sama dengan IBL, tetapi pada model ini, ditekankan bahwa siswa bis

Albert Bandura - Eksperimen Boneka Bobo

Image
 Biografi Singkat source: Washington Post     Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Kota Mundare, Alberta, Kanada. Pada tahun 1949, dia menerima gelar psikologi dari Universitas British Columbia. Kemudian ia melanjutkan studinya di Universitas Lowa dan meraih gelar Doktor tahun 1952. Saat di sana, ia bertemu Virginia Varns yang kemudian menjadi istrinya dengan dua orang anak perempuan. Tahun 1953, ia mulai mengajar di Universitas Stanford. Bandura meninggal pada usia 95 tahun tanggal 26 Juli 2021 di Stanford karena gagal jantung.  Eksperimen Boneka Bobo     Boneka Bobo merupakan boneka yang bisa berdiri kembali ke depan walaupun dijatuhkan. Bentuknya mirip seperti pin bowling. Bandura mencoba bereksperimen terhadap sikap agresif anak dengan modelling. Eksperimen ini terjadi pada tahun 1961 dengan tiga tahapan, yakni modelling, penimbulan agresi, dan tes untuk imitasi yang tertunda. Ia menyiapkan peserta berjumlah 36 anak laki-laki dan 36 anak perempuan yang telah terdaft

Tahap Enaktif Belajar - Teori Bruner

Image
      Di dalam teori belajarnya, Jerome S. Bruner mengungkapkan bahwa ada tiga tahapan proses pembelajaran, yakni tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Tahap enaktif adalah belajar dengan mengenali benda konkrit atau melakukan aktivitas yang berkaitan dengan benda konkrit tersebut di dalam situasi yang nyata. Siswa bisa mendapat kesempatan untuk memanipulasi benda tersebut secara langsung yang nantinya akan menjadi gambar berlanjut pada tahap ikonik.   Tahap enaktif bisa juga disebut dengan learning by doing karena pengetahuan dipelajari dengan melakukan sesuatu secara aktif. Enaktif melibatkan respon motorik, seperti mengendarai sepeda atau mengikat tali. Stimulus yang ada didefinisikan dalam bentuk tindakan, misalnya anak-anak yang mendefinisikan bola (stimulus) sebagai sesuatu yang ditendang atau dilempar.   Pada tahap ini, terdapat tiga aspek pemahaman anak terhadap dan interaksi anak dengan wujud representasi enaktif. Aspek yang pertama menyangkut munculnya kepura-puraa