Albert Bandura - Eksperimen Boneka Bobo
Biografi Singkat
source: Washington Post |
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Kota Mundare, Alberta, Kanada. Pada tahun 1949, dia menerima gelar psikologi dari Universitas British Columbia. Kemudian ia melanjutkan studinya di Universitas Lowa dan meraih gelar Doktor tahun 1952. Saat di sana, ia bertemu Virginia Varns yang kemudian menjadi istrinya dengan dua orang anak perempuan. Tahun 1953, ia mulai mengajar di Universitas Stanford. Bandura meninggal pada usia 95 tahun tanggal 26 Juli 2021 di Stanford karena gagal jantung.
Eksperimen Boneka Bobo
Boneka Bobo merupakan boneka yang bisa berdiri kembali ke depan walaupun dijatuhkan. Bentuknya mirip seperti pin bowling. Bandura mencoba bereksperimen terhadap sikap agresif anak dengan modelling. Eksperimen ini terjadi pada tahun 1961 dengan tiga tahapan, yakni modelling, penimbulan agresi, dan tes untuk imitasi yang tertunda. Ia menyiapkan peserta berjumlah 36 anak laki-laki dan 36 anak perempuan yang telah terdaftar di Taman Kanak-Kanak Universitas Stanford. Mereka terbagi menjadi 3 kelompok, kelompok pertama dibawa ke ruangan tanpa ada modelling. Kelompok kedua dibawa ke sebuah ruangan dan diberi modelling orang dewasa yang bersikap agresif atau kasar kepada boneka bobo. Dan kelompok ketiga diberi modelling orang dewasa yang tidak bersikap kasar pada boneka bobo. Dua kelompok terakhir itu, dibagi menjadi subkelompok yang dipisahkan berdasarkan jenis kelaminnya, kemudian ada yang diberi model sama dengan jenis kelaminnya dan ada yang beda.
Di dalam ruangan-ruangan itu, terdapat boneka bobo dan mainan lainnya. Di tahap pertama ini, model yang agresif akan menyerang, menendang, meninju bonekanya serta mengatakan hal yang kasar kepadanya selama 10 menit. Dan yang tidak agresif bermain mainan lainnya dan tidak menyentuh boneka bobo.
Setelah 10 menit, anak-anak itu dibawa ke ruangan lain yang berisi banyak mainan menarik untuk tahap yang kedua, ketika mereka sudah asyik bermain maka seseorang akan ditugaskan untuk mengambil mainannya untuk memunculkan amarah.
Mereka dipindahkan lagi ke ruangan yang berisi boneka bobo serta mainan yang kasar seperti palu atau pistol dan mainan biasa seperti balok susun, truk, krayon. Dan hasil dari tahap ketiga ini adalah, mereka melakukan hal yang sama seperti model. Mereka yang ditunjukkan sikap agresif, menendang, memukul dengan palu, meninju, menodong boneka tersebut disertai dengan perkataan kasar. Begitu pula dengan yang ditunjukkan perilaku non-agresif.
Namun dari kesimpulan Bandura, ia menyatakan bahwa anak laki-laki lebih agresif daripada perempuan. Keduanya cenderung meniru model dengan jenis kelamin yang sama dengan mereka.
2 tahun kemudian, Bandura bereksperimen kembali. Eksperimen ini sama dengan sebelumnya tetapi ia menambahkan pengkondisian setelah modelling. Terdapat tiga kelompok anak, yang pertama diperlihatkan video model yang berperilaku kasar kepada boneka bobo. Yang kedua, diperlihatkan video model yang berperilaku kasar mendapatkan hadiah. Dan yang ketiga, modelnya mendapat hukuman dan peringatan saat berperilaku kasar kepada boenka itu. Kemudian mereka dipindahkan secara individual ke ruangan dengan boneka bobo di dalamnya, anak yang berada di kelompok kedua cenderung tidak agresif kepada boneka. Sedangkan anak kelompok tiga diminta bertindak agresif kepada boneka bobo, mereka melakukannya.
Melalui eksperimen ini, bisa disimpulkan bahwa anak memang mengamati dan mengingat suatu tindakan yang ia lihat. Tetapi konsekuensi yang ditunjukkan dari tindakan itu, mempengaruhi keputusannya untuk melakukan tindakan tersebut atau tidak.
Rujukan:
Boeree, C.G. 1998. Albert Bandura. Diakses pada 8 Oktober 2022, dari http://www.ship.edu/~cgboeree/bandura.html
Husna, Risa Asmaul. (2021, 29 September). Eksperimen Boneka Bobo (Bobo Doll) Albert Bandura Tentang Sikap Agresif Anak-Anak. Diakses pada 8 Oktober 2022, dari https://www.materikonseling.com/2021/09/eksperimen-boneka-bobo-bobo-doll-albert.html?m=1
Comments
Post a Comment