Makalah Memahami Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

 MAKALAH MEMAHAMI PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN 

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang diampu oleh

Prof. Dr. Parno, M.Si





Offering C12

Oleh Kelompok 6:

Dina Tri Lestari (210241605622)

Faydina Rizki S.J (210241605604)

Sandra Imaniar H.S (210241605611)


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DESEMBER 2022



BAB 1
URAIAN MATERI

1.1 Pengertian Perencanaan Pembelajaran 

   Menurut KBBI, perencanaan adalah proses, cara, ataupun perbuatan merencanakan. Muhammad Afandi dan Badarudin (2011) memaparkan bahwa perencanaan ialah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik beserta berbagai langkah yang antisipatif untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan. Ketika merencanakan, pola pikir akan diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.

      Sedangkan pembelajaran berkenaan dengan kegiatan guru mengajar serta siswa belajar. Dalam hal ini pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan dengan menyangkut tiga hal yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Ibrahim dan Syaodih, 2010:50). Pembelajaran adalah suatu proses, upaya, atau perbuatan untuk mengarahkan timbulnya perilaku belajar peserta didik, bisa juga diartikan sebgaai paya untuk membelajarkan seseorang. Pembelajaran tidak hanya memperhatikan “apa yang dipelajari siswa”, tetapi juga “bagaimana membelajarkan siswa”. Oleh sebab itu pembelajaran membutuhkan perencanaan.

      Jadi bisa disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Banghart & Trull).

1.2 Fungsi Perencanaan Pembelajaran

    Terdapat penjelasan Sanjaya (dalam Dr. Rusydi Ananda, 2019:17-19) mengenai fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

   1. Fungsi kreatif.

    Setelah pembelajaran dilakukan, maka akan muncul kelemahan dari perencanaan yang dibuat sehingga guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Guru akan secara kreatif memperbaiki berbagai kelemahan tersebut dan menemukan hal-hal baru.

   2. Fungsi inovatif.

    Suatu inovasi hanya akan muncul jika guru memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya bisa ditemui apabila adanya pembelajaran yang sistematis. Pembelajaran yang sistematis itu tentu yang direncanakan dan diprogram secara utuh. Oleh karena itu, perencanaan memiliki fungsi inovasi.

   3. Fungsi selektif.

    Dalam proses perencanaan guru akan berhadapan dengan berbagai pilihan strategi dan materi pembelajaran. Melalui proses itu maka guru dapat menyeleksi manakah yang dianggap lebih efektif, efisien, serta sesuai untuk dikembangkan. 

    4. Fungsi komunikatif.

     Suatu perencanaan yang baik harus dapat menyampaikan tujuan, strategi atau kegiatan di dalamnya kepada setiap yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah bahkan pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat. 

   5. Fungsi prediktif.

     Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi, seperti kesulitan yang akan terjadi serta hasil yang akan diperoleh.


1.3 Manfaat Perencanaan Pembelajaran

  Berdasarkan definisi dari perencanaan pembelajaran yang telah dipaparkan dalam pernyataan KBBI maupun yang dikemukakan oleh para ahli dan telah diketahui beberapa fungsi dari adanya perencanaan pembelajaran, maka dengan adanya perencanaan pembelajaran itu merupakan suatu hal utama dalam proses pembelajaran agar mencapai keberhasilan dari pembelajaran itu sendiri. Berikut merupakan manfaat adanya perencanaan pembelajaran, meliputi :

  • Sebagai pendidik dapat menentukan sumber pembelajaran dan menemukan bahan sebagai sistem proses pembelajaran.
  • Dapat mengembangkan potensi kemampuan pembelajaran, baik dalam diri seorang pendidik maupun pada peserta didik.
  • Dapat dijadikan sebagai alat ukur pada proses pembelajaran yang dilalui, juga potensi yang ada dalam peserta didik, serta mengetahui adanya hambatan-hambatan ketika proses pembelajaran.

1.4 Prinsip Perencanaan Pembelajaran

   Ada beberapa prinsip perencanaan pembelajaran menurut Sagala (2012), yakni sebagai berikut:

    1. Prinsip Perkembangan 

   Pada dasarnya, siswa belajar untuk tumbuh dan akan terus berkembang. Sehingga ketika memilih bahan dan metode, guru harus mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan kemampuan anak. Jadi diperlukan ketekunan dalam tugas guru memberikan layanan pembelajaran kepada siswa.

   2. Prinsip Perbedaan Individu

   Pada dasarnya, setiap individu adalah satu kesatuan yang berbeda satu sama lain. Tidak ada yang sama, baik secara fisik maupun psikologis. Untuk dapat memberikan bantuan belajar yang sesuai bagi siswa, maka guru harus dapat memahami dengan benar karakteristik dari siswanya tersebut.

   3. Prinsip Minat dan Kebutuhan Anak

    Setiap anak pastinya memiliki minat dan kebutuhannya masing-masing, misalnya anak di kota memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda dengan anak di desa, anak di daerah pesisir memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda dengan anak, gunung, dll. Dalam hal pembelajaran, materi ajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak semaksimal mungkin. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kebutuhan, karena keduanya akan menjadi penyebab perhatian. Sesuatu yang diminati dan dibutuhkan oleh anak-anak pasti akan menarik perhatian mereka, sehingga mereka akan serius belajar.

    4. Prinsip Motivasi

    Motivasi dalam konteks pembelajaran ialah usaha sadar guru untuk menciptakan motivasi dalam diri siswa yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Motivasi erat kaitannya dengan minat siswa. Siswa yang tertarik pada bidang studi tertentu cenderung perhatian untuk mempelajari bidang studi itu, oleh karena itu motivasi penting untuk menarik perhatian siswa. 

1.5 Urgensi Perencanaan Pembelajaran

    Melaksanakan pembelajaran di kelas tentunya memerlukan persiapan yang harus dilakukan oleh guru, dalam hal ini terkait tentang segala bentuk perencanaan yang telah dirancang terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan guru maupun siswa, penggunaan metode, sumber dan media yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran, dan tak kalah pentingnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan itu semua, maka diperlukan perencanaan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru. Oleh karena itu di sini dipaparkan urgensi dari perencanaan pembelajaran menurut Uno (2008:4) sebagai berikut:

  • Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dari perencanaan pengajaran.
  • Untuk merancang sebuah pembelajaran diperlukan pendekatan sistem.
  • Suatu desain pembelajaran dibuat dengan mengacu pada siswa secara individual.
  • Perencanaan design pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang itu belajar.
  • Pembelajaran yang dilakukan akan berfokus pada ketercapaian tujuan pembelajaran.
  • Sasaran akhir dari suatu perencanaan pembelajaran adalah siswa mudah untuk belajar.
  • Perencanaan pembelajaran merupakan penetapan metode untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Perencanaan pembelajaran diharuskan melibatkan semua variabel pembelajaran.
  • Variabel pembelajaran sendiri terbagi menjadi tiga yakni, Variabel Hasil Pembelajaran, yang di dalamnya terdapat, (1) effectiveness/ efektivitas, (2) efficiency/efisiensi, dan (3) appeal/daya tarik.Variabel Metode Pembelajaran, yang di dalamnya terdapat, (1) organizational strategy/strategi pengorganisasian, (2) delivery strategy/strategi penyampaian, dan (3) management strategy/strategi pengelolaan.Variabel Kondisi Pembelajaran, yang di dalamnya terdapat, (1) tujuan pembelajaran, (2) karakteristik bidang studi serta kendalanya, dan (3) karakteristik peserta didik.

1.6 Silabus

     1. Pengertian Silabus 

      Silabus ialah rangkaian pelaksanaan program belajar-mengajar pada mata pelajaran tertentu yang di dalamnya mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi dalam pelaksanaan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, indikator penilaian, jangka waktu, dan sumber/alat belajar (Irinani & Ramadhan, 2019).


    2. Prinsip Pengembangan Silabus

     Menurut Febriana (2019), prinsip pengembangan silabus antara lain sebagai berikut.

    • Ilmiah. Segala materi dan aktivitas yang tercantum dalam silabus harus didasarkan pada data-data ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan. Tidak hanya itu, penerapan kegiatan pendidikan juga harus didasarkan pada prinsip-prinsip dan teori belajar.
    • Relevan. Rancangan program pembelajaran harus sesuai dengan tugas perkembangan serta fungsi kognitif peserta didik. Selain itu, perlu adanya pertimbangan mengenai pendekatan belajar yang tepat dalam menyampaikan suatu materi. Kecocokan antara materi dan cara penyampaian ini juga harus relevan satu sama lain.
    • Sistematis. Materi yang disusun dalam silabus haruslah saling berkesinambungan antar satu sama lain demi mencapai standar capaian kompetensi.
    • Konsisten. Apa yang tertuang dalam silabus harus konsisten dengan praktik pelaksanaan pendidikan.
    • Memadai. Cakupan indikator, bahan ajar, sumber belajar, dan teknik penilaian mampu dijadikan acuan capaian kelulusan.
    • Aktual dan kontekstual. Bahan ajar beserta ilmu yang diajarkan adalah ilmu mutakhir yang disesuaikan dengan kehidupan nyata. Pendidik tidak hanya memberikan informasi kepada peserta didik, namun juga mendorong mereka untuk mencari sendiri informasi- informasi secara lebih luas.
    • Fleksibel. Seluruh isi silabus mampu menyesuaikan dengan kondisi keragaman peserta didik, tenaga pendidik, serta perubahan yang terjadi baik di sekolah maupun masyarakat luas.
    • Universal. Komponen yang tersusun dalam silabus telah mencakup keseluruhan jenjang kompetensi. Di samping itu, program pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan kemungkinan keberhasilan menanamkan life-skill kepada peserta didik.


    3. Langkah-langkah Penyusunan Silabus

     Menurut Hanum (2017), langkah-langkah penyusunan silabus adalah seperti berikut ini:

  1. Meninjau Kompetensi Dasar (KD)
  2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
  3. Memvisualisasikan/Memetakan Kompetensi
  4. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
  5. Memformulasikan Indikator Pencapaian Kompetensi
  6. Penentuan Jenis Penilaian
  7. Penentuan Ketentuan dan Alokasi Waktu
  8. Menetapkan Sumber Pembelajaran

1.7 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

    1. Pengertian RPP

      Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) ialah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada suatu silabus atau rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan pembelajaran peserta didik menjadi bagian upaya mencapai kompetensi dasar.

    2. Komponen penyusun

     Adapun beberapa komponen penyusun RPP sebagai berikut:

    • Identitas Pembelajaran
    • Tujuan Pembelajaran
    • Standar Kompetensi
    • Kompetensi Dasar
    • Indikator Pencapaian Kompetensi
    • Alokasi Waktu
    • Materi Ajar
    • Metode Pembelajaran
    • Kegiatan Pembelajaran
    • Media dan Sumber Belajar
    • Evaluasi Hasil Belajar

   3. Prinsip Penyusunan RPP

   Untuk memperoleh RPP yang baik, dalam menyusun RPP perlu memperhatikan prinsip- prinsip, yaitu sebagai berikut:

    • Memperhatikan adanya perbedaan dari setiap peserta didik.
    • Memotivasi atau berusaha untuk menumbuhkan partisipasi aktif dalam diri peserta didik.
    • Melakukan pengembangan mengenai budaya membaca dan menulis. Memusatkan rencana tersebut pada peserta didik.
    • Menerapkan teknologi informasi serta komunikasi dalam RPP.
    • Menekankan pada keterkaitan serta keterpaduan.
    • Memberikan feedback atau umpan balik serta tindak lanjut.
    • Memberikan akomodasi terhadap pembelajaran tematik yang terpadu.

   4. Langkah-Langkah Penyusunan RPP

  1. Melakukan pengkajian terhadap SKL, SK/KI-KD, indikator dan silabus untuk dapat memahami pencapaian kompetensi serta mampu melakukan identifikasi terkait kemungkinan atau peluang kegiatan pembelajarannya.
  2. Menentukan dan mengisi identitas yang berupa nama kelompok belajar, teman/subtema, tingkatan/kelas, dan alokasi waktu.
  3. Menetapkan dan menuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator yang ada pada silabus.
  4. Merumuskan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, hingga indikator yang telah ditetapkan.
  5. Mengidentifikasi dan menguraikan materi atau bahan ajar.
  6. Melakukan penentuan metode pembelajaran yang akan dipakai, metode yang dipilih haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  7. Menjabarkan kegiatan pembelajaran dalam bentuk langkah-langkah yang terperinci serta operasional.
  8. Melakukan pemilihan dan penentuan media serta sumber belajar yang dipakai.
  9. Merumuskan kriteria dari penilaian dan kemudian mengembangkan penilaian tersebut.



BAB II
PERMASALAHAN KONTEKSTUAL DAN SOLUSINYA

2.1 Ringkasan Permasalahan 

sumber: https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/JSSTCS/article/download/1315/687


  Dalam mencapai tujuan pendidikan, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang di dalamnya terdapat tiga hal utama, yakni perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Pada perencanaan bagian yang paling penting adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus berfungsi untuk menerangkan tujuan yang harus diraih, langkah-langkah yang akan diterapkan, dan metode evaluasi untuk menggapai tujuan pendidikan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembuatan dan pengembangan RPP dan silabus, karena dari rencana yang dibuat oleh guru tersebut harus bisa menjadikan pembelajaran lebih terarah. SMK PGRI 1 Limau merupakan salah satu sekolah yang perlu perbaikan dalam mengembangkan RPP dan Silabus yang sesuai dengan kurikulum 2013. 

  Pengembangan RPP di SMK PGRI 1 Limau hingga saat itu masih belum diterapkan. Hal ini bisa diketahui karena dilakukannya wawancara oleh peneliti dengan para guru di SMK PGRI 1 Limau. Hasil yang didapatkan yakni informasi bahwa mereka belum mengembangkan RPP sesuai kurikulum 2013 tetapi masih menggunakan RPP yang sudah ada pada tahun sebelum-sebelumnya. Penyebabnya adalah karena guru merasa bingung dan kesulitan dalam menyusun RPP dan belum terlalu paham pembuatan serta pengembangan silabus dan RPP.

   Maka dari itu, peneliti mengadakan pelatihan pembuatan silabus dan RPP untuk 20 guru SMK tersebut di aula SMK PGRI 1 yang terletak di Limau, Tanggamus. Kegiatan pelatihan tersebut dimulai sejak bulan Februari sampai bulan Juni tahun 2021. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dalam penyampaian materi-materi pelatihan, metode diskusi secara langsung, kemudian praktek pembuatan silabus dan RPP. Teknik dalam mengumpulkan data digunakan pre test terlebih dahulu kemudian post test. Pelatihan dilakukan pada bulan Maret sampai April, setelah itu ditindaklanjuti dengan aktivitas pendampingan (kunjungan) ke sekolah target untuk memantau perkembangan pembuatan silabus dan RPP yang dilaksanakan peserta. Hasil dari tes awal terlihat rendah yaitu 42,8% sedangkan di hasil tes akhir terdapat 42,85% berada di kategori sedang. Setelah pelatihan, peserta juga tetap melanjutkan dengan aktivitas mandiri.

   Namun ada beberapa hambatan yang dialami oleh guru diantaranya yakni, (1) sulit mengosongkan waktu untuk menyusun ataupun merevisi dokumen silabus/RPP, (2) tidak adanya dorongan kuat dari sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 secara sempurna, (3) kurangnya buku siswa kurikulum 2013 yang dapat dengan mudah diakses siswa, karena buku tersebut tidak bisa dibawa kembali oleh siswa, dan (4) siswa juga tidak dapat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang ada di buku siswa atau buku guru sehingga buku-buku yang ada tidak berguna sebagaimana harusnya.


2.2 Solusi yang telah dilakukan

  • Melakukan pelatihan pembuatan silabus dan RPP untuk guru SMK PGRI 1 Limau.

2.3 Novelty

  • Dari peneliti, sebaiknya pada pelatihan serupa, diperlukan adanya penelitian pendahuluan sejauh mana peserta pelatihan mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah, pelatihan juga perlu dikemas dalam bentuk coaching clinic yakni dengan peserta membawa dokumen silabus/RPP yang sudah dimiliki untuk dikaji dan diperbaiki bersama.
  • Sekolah bisa beralih ke Kurikulum Merdeka, karena bentuk RPP yang lebih sederhana baik dari segi komponen maupun panjangnya RPP (1 lembar).




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

   Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan menyusun atau menentukan tujuan belajar, metode belajar, media atau sumber belajar, materi atau isi pembelajaran, alokasi waktu serta evaluasi pembelajaran untuk satu semester ke depan. Terdapat dua bentuk hasil perencanaan pembelajaran, yakni silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus merupakan rangkaian pelaksanaan program belajar-mengajar pada mata pelajaran tertentu yang di dalamnya berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran, indikator penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau alat belajar. Sedangkan RPP adalah rencana pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

  Sebelum membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus tentunya harus memperhatikan prinsip penyusunan dan langkah-langkah penyusunan. Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa perencanaan pembelajaran itu penting. Karena dengan adanya perencanaan pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan terorganisasi.


3.2 Saran

    Penulis sadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik karena adanya kekurangan maupun kesalahan. Maka saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan dengan terbuka penulis terima. 




DAFTAR RUJUKAN


Afandi, Muhammad dan Badarudin. (2011). PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR: Dengan Memasukkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bandung: Alfabeta

Ali, G. (2013). Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya Terhadap Pendidik dan Peserta Didik. Al-Ta'dib, 6(1), 31-42.

Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Febriana, R. (2019). Kompetensi Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanum, L. (2017). Perencanaan Pembelajaran. Aceh: Syiah Kuala University Press.

Ibrahim R dan Syaodih NS. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Iriani, T. & Ramadhan, M.A. (2019). Perencanaan Pembelajaran untuk Kejuruan. Jakarta: Kencana.

Rachmi Marsheilla Aguss, Dina Amelia, Zaenal Abidin, Permata. (2021). PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT AJAR SILABUS DAN RPP SMK PGRI 1 LIMAU. Journal of Technology and Social for Community Service (JTSCS), Vol(2), 48-54.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep Dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah B. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.



LAMPIRAN

Hasil cek plagiasi

Bab I, 1.1-1.6 (Pengertian Silabus)    2%


Bab I, 1.6 (Prinsip Pengembangan Silabus)-Bab II   0%


Bab III    0%





Comments