John B. Watson - Eksperimen "The Little Albert"
Biografi Singkat
John Broadus Watson merupakan seorang psikolog Amerika yang terkenal perannya dalam teori behavioristik. Ia lahir pada tanggal 9 Januari 1978 di Karolina Selatan. Ayahnya, Pickens Butler Watson, merupakan seorang peminum dan ia mencampakkan keluarganya untuk tinggal bersama wanita lain. Saat itu Watson hanya berusia 13 tahun. Oleh sebab itu, Watson ingin menjadi ayah yang baik kepada anaknya, tidak seperti ayahnya. Ia percaya bahwa behaviorisme bisa menuntun anaknya ke masa depan yang cerah. Akan tetapi 3 dari anaknya memilih untuk bunuh diri karena pola pengasuhan ayahnya dengan behaviorisme. Hal tersebut tidak seperti yang Watson harapkan, ia kemudian membakar surat-surat pribadi dan makalah-makalahnya. Dan pada tahun 1958, ia meninggal di usia yang ke-80.Eksperimen "The Little Albert"
Watson terinspirasi dari eksperimen Ivan Pavlov kepada anjing yakni pengondisian klasik. Ia berhipotesis bahwa hal tersebut bisa dilakukan kepada manusia. Sehingga ia dan asisten yang sekaligus merupakan selingkuhannya, Rosalie Reyner, menerapkannya ke seorang bayi bernama Albert. Mereka menempatkan beberapa hewan di depan Albert secara bergantian. Ada anjing, monyet, kelinci, dan tikus putih. Albert tidak menunjukkan reaksi takut terhadap hewan-hewan tersebut. Maka Watson menaruh tikus putih, sebagai stimulus netral, di depan Albert lagi. Namun kali ini, setiap Albert hendak menyentuh tikus itu, sebuah batang baja akan dipukul sehingga menghasilkan suara yang keras dan mengejutkan. Albert pun terkejut dan sedikit takut. Dan ketakutan tersebut bertambah seiring bunyi baja yang terus dipukul keras sehingga ia panik dan menangis.
Lalu Watson mengganti tikus itu dengan hewan yang sebelum-sebelumnya, ternyata Albert tetap ketakutan. Saat diberikan sebuah mantel berbulu dan topeng Sinterklas, Albert juga menangis. Albert tidak hanya takut dengan tikus, tetapi ia juga takut terhadap sesuatu yang berbulu dan yang memiliki ciri sama dengan tikus. Hal ini disebut generalisasi stimulus, yakni keadaan ketika individu bereaksi terhadap stimulus baru yang mirip dengan stimulus yang telah dikenalinya. Ibu Albert awalnya tidak mengetahui eksperimen yang dilakukan terhadap anaknya. Setelah mengetahuinya, ia segera membawa Albert keluar kota dan tidak tahu ke mana.
Lalu Watson mengganti tikus itu dengan hewan yang sebelum-sebelumnya, ternyata Albert tetap ketakutan. Saat diberikan sebuah mantel berbulu dan topeng Sinterklas, Albert juga menangis. Albert tidak hanya takut dengan tikus, tetapi ia juga takut terhadap sesuatu yang berbulu dan yang memiliki ciri sama dengan tikus. Hal ini disebut generalisasi stimulus, yakni keadaan ketika individu bereaksi terhadap stimulus baru yang mirip dengan stimulus yang telah dikenalinya. Ibu Albert awalnya tidak mengetahui eksperimen yang dilakukan terhadap anaknya. Setelah mengetahuinya, ia segera membawa Albert keluar kota dan tidak tahu ke mana.
Proses eksperimen ini sebenarnya belum selesai, masih ada fase dekondisi. Dekondisi adalah proses menghilangkan reaksi pada stimulus terkondisi. Watson akhirnya menggunakan Peter, seorang anak laki-laki yang memiliki phobia mirip dengan Albert yakni pada tikus dan kelinci. Watson dan koleganya, Mary Cover Jones, mendudukkan Peter di sebuah kursi dan memberinya makanan ringan. Dengan waktu yang bersamaan, seekor kelinci di kandang berada pada jarak yang agak jauh dari Peter. Hari demi hari kelinci itu diletakkan semakin dekat dan pada akhirnya Peter bisa makan dengan tenang di samping hewan tersebut.
Penjelasan eksperimen Watson ditulis di dalam artikel "Conditioned Emotional Reactions" yang dimuat di Journal of Experimental Psychology tahun 1920. Sampai saat ini, eksperimen "The Little Albert" sangat kontroversial. Masyarakat menilai bahwa eksperimen ini kejam dan tidak etis, terlebih lagi penerapan yang dilakukan kepada bayi yang tidak bersalah.
Rujukan:
Comments
Post a Comment